Langsung ke konten utama

Makan `SEHAT` di Jejamuran, Yogyakarta


Kembali lagi di WeAreTFL, kali ini saya penasaran dan mencoba makanan sehat yang bahannya berasal dari sesosok nabati yang sedang hits beberapa waktu belakangan ini. Berawal dari kesempatan mengunjungi Yogyakarta, akhirnya saya dengan niat lillahi ta` ala menyempatkan mampir ke Jejamuran, yang terletak di Sleman. Jejamuran, seperti namanya, merupakan sebuah restoran yang menyediakan aneka macam masakan yang bahan dasarnya dari jamur, iya ini jamur yang bisa dimakan, bukan jamur yang lain misalnya panu, kadas, ataupun kurap.

Bagi kalian yang sering mengunjungi Yogyakarta dari Semarang ataupun Magelang pasti melewati daerah ini, dan ketika memasuki daerah Pandowoharjo, Sleman pasti akan bertemu dengan papan penunjuk menuju resto Jejamuran itu. Lokasinya tak jauh dari perempatan, cukup jalan lurus saja, nah nanti lokasinya ada di kiri jalan, Jejamuran ini gede banget kok, jadi tenang, pasti ketemu.


Memasuki restoran ini, kalian akan disambut oleh mbak mbak atau mas mas semacam front office yang akan menanyakan ada berapa orang yang ingin bersantap, dan lain lain. Setelah itu akan diberikan nomor meja dan buku menu. Di sini kalian dimanjakan dengan suasana jawa kuno yang kental sekali, mulai dari pemilihan arsitektur yang lekat dengan nuansa joglo, hingga alunan lagu tradisional jawa yang semakin menambah semarak ketika bersantap. 

Ketika saya ke sini, berusaha memahami beberapa menu yang kelihatannya enak semua, namun dengan penuh keyakinan, saya memilih 2 menu sebagai teman pendamping nasi, dan juga 1 menu sebagai pembilas makan siang.


Jamur Portobello Goreng Tepung 15.000 Rupiah



Yang pertama adalah jamur goreng yang bukan sembarang jamur goreng. Jika biasanya jamur goreng yang kalian temui itu berasal dari jamur tiram, itu sudah terlalu, teramat sangat main stream. Kalau ke sini wajib coba menu ini, rasanya enak banget! Kulit luarnya garing crunchy alias kemriuk, tekstur si jamur portobellonya juga gurih dan juicy, perpaduan yang top markotop, kalau sabda almarhum pak Bondan Winarno! Dan yang paling penting, menu ini datang dalam porsi yang kalau dimakan sendiri cukup banyak dan bikin kenyang! Worth every penny lah. 

Sate Jamur 16.000 Rupiah


Berpaling dari si crunchy jamur portobello goreng tepung, menu ke 2 pilihan saya adalah Sate Jamur. Lagi lagi, jejamuran membuat eskpektasi saya terbantahkan. Terbiasa dengan sate jamur yang hanya berisi jamur tiram, sate jamur disini berisikan aneka ragam jamur, mengenai jamur apa saja yang terkandung didalamnya, hanya chefnya yang mengetahuinya. Untuk rasa, ini menjadi yang paling enak di lidah saya, jamur yang sepertinya diungkep kedalam bumbu terlebih dahulu, sehingga menciptakan rasa yang luar biasa, baru kemudian diberikan bumbu kacang yang gurih nan kental lalu yang terakhir baru dibubuhi kecap. Perpaduan rasa antara jamur, bumbu kacang dan kecap sangat pas, namun bagi saya sedikit terlalu manis, hanya sedikit. 

Es Dawet Jamur Kuping 12.000 Rupiah


Setelah puas menyantap si gurih Jamur Portobello Goreng Tepung dan juga si manis gurih Sate Jamur. Saatnya dibilas dengan si manis segar Es Dawet Jamur Kuping. Pada saat pesan, saya tidak ngeh ketika di dalem dawet ini ternyata ada jamurnya dan tidak terlintas sedikitpun di pikiran bahwa dawet cocok disatukan dengan jamur. Ketika dicicipi, wah rasanya nampol! Perpaduan gurihnya santan, lembutnya si dawet / cendol, manis gula merahnya dan sensasi krius krius potongan jamur kupingnya, semua bersatu padu secara seirama, mantep banget! 


Jadi itulah konklusi review kali ini, buat kalian yang sedang perjalanan ataupun sudah di Yogyakarta, wajib hukumnya mampir sini kalau mau makan enak, banyak namun tetap sehat! Tidak ada yang mengecewakan sama sekali, baik rasa, harga, dan suasana semua sebanding. Salute kepada Jejamuran, terima kasih sudah membuat lidah saya bergoyang.

Review ini dibuat sebenar benarnya pada saat kunjungan ke Jejamuran selasa, 5 Desember 2017. Mohon maaf jika ada salah kata, cheers!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib COBA! Jajanan di Chatuchak Weekend Market, Bangkok, Thailand

Ketika berkunjung ke Thailand, khususon Bangkok, tak lengkap rasanya jika kalian tidak mengunjungi pasar yang hanya buka ketika weekend, yups Chatuchak Market. Pasar yang terkenal sebagai pusat oleh oleh buat wisatawan Indonesia ini ternyata juga memiliki kuliner yang selain banyak juga enak enak, yuk intip pengalaman saya ketika mencoba berbagai kulinernya! Cukup beruntung pagi itu cuaca bangkok cerah, setelah beberapa hari sebelumnya mendung dan hujan. Karena saya menginap di hostel yang terletak di silom, maka transportasi menuju kesana menggunakan MRT. Dari silom perjalanan cukup ditempuh selama kurang lebih 10 menit saja. Setelah tiba di Chatuchak, sempat meminta peta dari pasar yang gedenya ngga nanggung ini. Satu per satu lot pasar dimasuki, mulai mencari titipan keluarga, hingga ketika semua titipan sudah dapat, rasa lelah dan capek mulai terasa. Saatnya berburu kuliner di area ini. Pertama adalah Thai Tea, minuman yang sedang ngehits parah di Indonesi

Sate Kambing Mbok Galak, Rasanya Beneran “Galak”

Libur long weekend alias harpitnas kemarin penulis lagi lagi menyambangi kota kelahiran Presiden Indonesia saat ini, yups bisa ditebak, SOLO! Bukan tanpa alasan kenapa penulis cukup sering mengunjungi kota ini, selain jaraknya yang cukup dekat dari kota penulis tinggal tetapi juga karena solo mempunyai kuliner tradisional yang banyak sekali dan ENAK! Salah Satunya di Sate Kambing Mbok Galak ini, cekidot! Warung Sate Kambing Mbok Galak ini terletak di jalan Ki Mangun Sarkoro, Sumber, Surakarta, tempatnya berada tak jauh dari Gedung Graha Saba Buana. Kalian tinggal arahkan google maps yang berada dibawah, maka akan diarahkan tanpa nyasar, warung ini terletak persis di pinggir jalan raya, jadi jangan takut keasasar guys. Walaupun namanya warung dan berada di pinggir jalan, Warang Sate Mbok Galak ini mempunyai kapasitas tempat duduk yang cukup banyak, namun ketika penuh, jangan khawatir karena perputaran konsumen disini cukup cepat ini karena diimbangi pelayanan yang ju

Menjajal Ena’ Ena’ Legenda, Kue Bandung Thien Thien Lay

Hallo, setelah vakum lama, akhinya saya bisa kembali menulis dan memberi opini mengenai salah satu legenda kuliner di semarang. Mungkin jika kalian mengira di semarang hanya ada kuliner legendaris seperti lumpia mbak lien, nasi ayam bu sami atau nasi goreng babat mberok, tambahkanlah list wajib ena’ ena’ di semarang yaitu di Kue Bandung dan Pukis Thien Thien Lay. Thien Thien Lay merupakan salah satu pemain lama di bidang per-kue bandung-an di Semarang. Gimana engga? Dari hasil bertanya ke pemanggang kue pukisnya, mereka sudah berdiri sejak 80-an yang berarti sudah kurang lebih 37 tahun-an mereka memanggang pukis dan kue bandung dan hanya 2 spesial menu itu saja yang mereka jual sejak dahulu. Superb . Oke, sekarang mari bahas mengenai ena’ ena’ yaitu kue bandungnya karena dari dulu penasarannya sampai di ubun ubun. Oke setelah liat list harga, mari coba dahulu yang basic alias biasa. Karena ini pengalaman pertama saya, langsunglah pesan 1 kepada cici cici-nya. Kar